BERBICARA mengenai kain tenun, tentunya motif adalah penentu bagus tidaknya sebuah kain. Wignyo Rahadi misalnya, selaku pengusaha tenun yang terus berusaha untuk mengembangkan motif-motif pada kain tenun sutranya.
Menurut salah satu anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), untuk kain tenun hampir semua memiliki teknik yang sama. Namun motif tenunlah yang membuat kain tenun berbeda dengan yang lainnya. “Yang penting bagaimana mengembangkan motif,†ujar Wignyo Rahadi di pabrik tenun sutranya, di Sukabumi, beberapa waktu yang lalu.
Motif tenun yang dihasilkan dari pabriknya menghasilkan berbagai motif seperti etnik dan kontemporer. Ciri khas dari tenun milik Wignyo sendiri adalah benang yang putus-putus dan anyaman bintik-bintik. “ Motif bintik-bintik sudah banyak tapi kalau diperhatikan punya saya berbeda dari yang lain,†kata Wignyo.
Hasil kreasi motif tenun yang ia ciptakan sudah tidak terhitung lagi. Wignyo juga selalu membuat motif-motif kain yang baru untuk ditenun. Untuk membuat motif pada alat pola motif atau zachar, Wignyo membuat sketsa desainnya dan kemudian dicetak dengan cara dilubangi pada karton dengan menggunakan rumus khusus. Dalam satu zachar, melewati satu putaran pola motif, dan bisa sampai 1000 kartu.
“Dalam satu hari kerja, pembuatan kain bisa mencapai sepuluh centimeter kain. Kecuali untuk motif Nusa Penida yang mendapatkan UNESCO Award, dalam sehari hanya bisa sampai 5 cm, motifnya sangat rumit dan pengerjaan motifnya dibalik. Saat ini masih hanya satu orang yang sanggup mengerjakannya karena membutuhkan kesabaran, “ jelas pria kelahiran Solo ini.
Wignyo mengaku pasar kain tenunnya masih di Jakarta, untuk di luar negeri kini ia telah merambah ke Negara tetangga Singapura. Untuk produksi kain tenun sutranya, Wignyo lebih banyak mengerjakan pesanan. “Apalagi mau lebaran, sudah banyak pelanggan yang pesan dua sampai tiga bulan sebelumnya pesan. Kalau sudah terlalu banyak pesanan, saya pasti nolak karena ini kan handmade, butuh ketelitian dan ketekunan, “ papar Wignyo.
Untuk produksi pakaian Wignyo mengerjakan di workshop-nya yang berada di Sukabumi, untuk yang di Jakarta hanya untuk sample dan pesanan. Harga untuk pemesanan baju berkisar antara 1,5 juta hingga 5 juta rupiah. Dan untuk ready to wear berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp3,5 juta.
“Kain tenun saya eksklusif karena cuma satu-satunya. Kalaupun ada pesanan yang sama, akan sulit mengulangnya. Datang, pilih warna, pilih kain, pilih motif, kita bantu desain. Kekuatan desain kain saya pasti tidak ada yang lain bahkan ga ada yang sama, “ tutupnya.